Langsung ke konten utama

PANTAI TURKI

Dinamakan pantai Turki sebenarnya karena lokasinya yang masuk wilayah Tungkaran Kiri, so Pantai Turki ini bukan terinspirasi dari nama negara Turki melainkan hanya sebuah akronim nama daerah. Karena kami datang saat akhir tahun, pantai yang biasanya sepi pengunjung ini mendadak penuh, rombongan-rombongan wisata dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan *Ya iyalah, secara momennya akhir tahun dan tempat wisata di Kalimantan 'sebenarnya' tidak sebanyak tempat wisata di Jawa dan saya pun tetap bersyukur dengan kondisi ini, hehe.
Ehm...air yang cenderung keruh dengan ombak yang landai setidaknya masih tidak masalah untuk sekedar menikmati hembusan sejuknya angin pantai sambil makan siang bersama rombongan dengan menu khas Banjar, daging masak habang dan kari yang Alhamdulillah lidah saya sudah mulai beradaptasi dengan eksotisme rasanya *cieee, meningkatkan hubungan kedekatan ya...
Tersedia juga klotok untuk sekedar berputar-putar pantai melihat lebih dekat perahu-perahu pengangkut batubara yang sedang beraktifitas dengan batubaranya *jarang ya kita lihat batubara di Jawa. Oya, pengelola pantai pun mulai kreatif dengan menambah fasilitas permainan banana boat, jadi wisata pantai tidak akan terasa monoton. Pulangnya mampir dulu belanja ikan asin aneka pilihan, yummyyy...:p
Wisata di Kalimantan Selatan rasanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari semenjak pertama kali saya menginjakkan kaki lima tahun yang lalu (meskipun waktu itu dalam rangka pekerjaan). Kini pemerintah telah memberi perhatian yang lebih ke tempat-tempat wisata di Kalimantan Selatan, banyak dibuka tempat wisata baru, baik alami maupun buatan.
Alhamdulillah ya saat saya mulai 'menetap' di sini mulai baik juga tata kota dan wisatanya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUAH KHAS KALIMANTAN

Akhir tahun di Kalimantan sepertinya layak disebut sebagai musim semi. Bagaimana tidak musim semi? Saat kamu bisa menemukan aneka macam buah-buahan langka di segala penjuru kota yang tak pernah eksis sebelumnya apalagi untuk seorang perantau dari Jawa seperti saya. Pertama kali mulai takjub dengan pemandangan buah asing ini dimulai saat traveling di pasar terapung, buah kuning besar dengan kulit yang seperti ditaburi bedak dengan rasa yang sangat lembut seperti mentega, ya buah mentega. Dan petualangan saya berburu buah asing pun semakin menggila. 1. Kalang-kala Buah dengan bentuk menyerupai terong mini atau terong yang biasa untuk lalapan berwarna pink, cantik banget. Mengkonsumsinya pun tidak sembarangan langsung dimakan, dia harus direndam terlebih dahulu dengan air panas yang sudah dicampuri garam, diamkan beberapa saat dan buah bisa dinikmati, hmm... rasanya seperti sedang makan alpukat, nyam... 2. Buah Bundar Seperti namanya, buah bundar memiliki bentuk bulat se...

KULINER KHAS KAMPUNG KELING MEDAN

Laughter is brightest, where food is best -Irish Proverb- Jika berkunjung ke Medan Sumatera Utara, jangan lupa mampir ke kawasan Kuliner Pagaruy. Ada apa di sana? Kawasan Kuliner Pagaruy masih dalam wilayah kampung Keling, Perkampungan orang-orang India, sehingga kita bisa menemukan aneka makanan khas ber- curry . Warung-warung yang menjajakan aneka kuliner khas Timur berjajar panjang seolah menjadi pasar persaingan sempurna. Kami memesan Nasi Kebuli, Roti Jala, dan Roti Kerucut. Nasi Kebuli Nasi yang diolah dengan rempah-rempah, aroma wangi rempahnya begitu kuat. Aku tak begitu kuasa menelannya apalagi ditambah lauk kare daging yang berkuah kental dan berempah. Roti Jala Roti yang dimasak dengan cetakan jaring-jaring ini lebih bersahabat di lidahku. Diolah dengan tepung tawar dan berlauk kuah kare daging kambing, aku cukup menikmatinya.

(RINDU) MENIKMATI SENJA

Perjalanan berkelok-kelok menuju salah satu kabupaten terpencil di Gorontalo telah berhasil membuat asam lambungku naik. Aku terpaksa turun di tengah perjalanan untuk mengeluarkan semua makanan dalam perut *asli sayang banget, tidak ada perumahan di sekitar dan hanya ada pohon-pohon besar laksana hutan rimba *mau gimana lagi coba.Tak ada tenaga yang tersisa, pusing pasti, tapi perjalanan tetap harus dilanjutkan. Jalan Trans Sulawesi sebenarnya sudah baik, rata, dan tidak berlubang tapi kelokannya amazing bikin orang pengen muntah. Beberapa kilometer selanjutnya, akhirnya kami menemukan sebuah kedai kecil di Kabupaten Boalemo. Otomatis kami mampir sejenak untuk ngeteh supaya badan kembali fit *secara perjalanan masih panjang bo'. Pas banget di kedai kecil tersebut menjual camilan khas Gorontalo, ilabulo, dan jagung rebus yang sangat pulen, jagung pulut. Lupakan soal rasa mual yang saya alami, saatnya kita bahas dua makanan khas dan nikmat ini. Ilabulo, namanya aneh ya? Il...