Langsung ke konten utama

DANAU SERAN



Terimakasih telah memilih saya menjadi pendampingmu berjuang di Pulau Kalimantan. Jarak 394 mill dari Kota Solo, melintasi lautan, merantau berdua tanpa sanak saudara, ya sahabat-sahabat di Kalimantan inilah saudara kita. Alhamdulillah setelah melewati masa-masa adaptasi yang cukup menguras perasaan, saya mulai mencintai Pulau ini. 
Tanah merah kering menggambarkan kondisi Pulau Kalimantan yang dilintasi garis khatulistiwa. Kalimantan Pulau yang sangat indah, Banjarbaru Kota yang sangat indah. Kalimantan kini mulai berlari mengejar Pulau Jawa dan Sumatera dalam segala halnya. Pun saya mulai menikmati segala hal di sini. 
Tak mungkin keindahan Pulau Kalimantan khususnya Kota Banjarbaru ini kami lewatkan begitu saja. Maka minggu pagi kali ini, saya mengunjungi salah satu danau bekas penggalian intan yang ada di Kota Banjarbaru, Danau Seran. Lokasinya yang masih di dalam Kota cukup mudah untuk dijangkau, tak perlu melintasi hutan belantara. Meskipun tak ada transportasi umum dari Pusat Kota sampai lokasi Danau Seran, setidaknya kita masih bisa menggunakan ojek atau kendaraan Pribadi.
Dahulunya, Danau Seran adalah area penambangan intan milik PT. Galuh Cempaka. Bekas-bekas galian tambang yang terbengkalai menjadikan tempat ini digenangi air dan menjelma menjadi danau yang indah bahkan ramai dikunjungi orang.



Sesampainya di Danau Seran kita akan disuguhi pemandangan danau seluas 10 hektar dan ditemani udara yang sejuk serta hijuanya alam di sekitar. Di tengah-tengah Danau Seran, terdapat Pulau yang ditumbuhi pepohonan liar, orang-orang biasa menyebut pulau tersebut sebagai pulau Asmara. Pulau ini bisa dikunjungi dengan menaiki perahu klotok (Rp.5.000/sekali jalan). Perahu klotok dapat menampung 10 orang untuk sekali jalan.


Di Danau Seran selain menikmati pemandangannya yang indah, kita bisa menikmati aneka jajanan yang banyak dijual di lokasi serta menyewa sepeda air atau perahu berkeliling danau, juga ada arena bermain untuk anak-anak. Quality time bersama keluarga, saya merekomendasikan Danau Seran ini sebagai tujuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUAH KHAS KALIMANTAN

Akhir tahun di Kalimantan sepertinya layak disebut sebagai musim semi. Bagaimana tidak musim semi? Saat kamu bisa menemukan aneka macam buah-buahan langka di segala penjuru kota yang tak pernah eksis sebelumnya apalagi untuk seorang perantau dari Jawa seperti saya. Pertama kali mulai takjub dengan pemandangan buah asing ini dimulai saat traveling di pasar terapung, buah kuning besar dengan kulit yang seperti ditaburi bedak dengan rasa yang sangat lembut seperti mentega, ya buah mentega. Dan petualangan saya berburu buah asing pun semakin menggila. 1. Kalang-kala Buah dengan bentuk menyerupai terong mini atau terong yang biasa untuk lalapan berwarna pink, cantik banget. Mengkonsumsinya pun tidak sembarangan langsung dimakan, dia harus direndam terlebih dahulu dengan air panas yang sudah dicampuri garam, diamkan beberapa saat dan buah bisa dinikmati, hmm... rasanya seperti sedang makan alpukat, nyam... 2. Buah Bundar Seperti namanya, buah bundar memiliki bentuk bulat se...

KULINER KHAS KAMPUNG KELING MEDAN

Laughter is brightest, where food is best -Irish Proverb- Jika berkunjung ke Medan Sumatera Utara, jangan lupa mampir ke kawasan Kuliner Pagaruy. Ada apa di sana? Kawasan Kuliner Pagaruy masih dalam wilayah kampung Keling, Perkampungan orang-orang India, sehingga kita bisa menemukan aneka makanan khas ber- curry . Warung-warung yang menjajakan aneka kuliner khas Timur berjajar panjang seolah menjadi pasar persaingan sempurna. Kami memesan Nasi Kebuli, Roti Jala, dan Roti Kerucut. Nasi Kebuli Nasi yang diolah dengan rempah-rempah, aroma wangi rempahnya begitu kuat. Aku tak begitu kuasa menelannya apalagi ditambah lauk kare daging yang berkuah kental dan berempah. Roti Jala Roti yang dimasak dengan cetakan jaring-jaring ini lebih bersahabat di lidahku. Diolah dengan tepung tawar dan berlauk kuah kare daging kambing, aku cukup menikmatinya.

(RINDU) MENIKMATI SENJA

Perjalanan berkelok-kelok menuju salah satu kabupaten terpencil di Gorontalo telah berhasil membuat asam lambungku naik. Aku terpaksa turun di tengah perjalanan untuk mengeluarkan semua makanan dalam perut *asli sayang banget, tidak ada perumahan di sekitar dan hanya ada pohon-pohon besar laksana hutan rimba *mau gimana lagi coba.Tak ada tenaga yang tersisa, pusing pasti, tapi perjalanan tetap harus dilanjutkan. Jalan Trans Sulawesi sebenarnya sudah baik, rata, dan tidak berlubang tapi kelokannya amazing bikin orang pengen muntah. Beberapa kilometer selanjutnya, akhirnya kami menemukan sebuah kedai kecil di Kabupaten Boalemo. Otomatis kami mampir sejenak untuk ngeteh supaya badan kembali fit *secara perjalanan masih panjang bo'. Pas banget di kedai kecil tersebut menjual camilan khas Gorontalo, ilabulo, dan jagung rebus yang sangat pulen, jagung pulut. Lupakan soal rasa mual yang saya alami, saatnya kita bahas dua makanan khas dan nikmat ini. Ilabulo, namanya aneh ya? Il...