Langsung ke konten utama

KALIMANTAN TENGAH: LAPANG PANDANG

Saya akan bercerita tentang apa yang saya temui sekaligus saya anggap sebagai sesuatu yang 'baru' selama di Kalimantan Tengah terutama perjalanan dari Palangkaraya menuju Barito Utara dan Barito Selatan. Dalam rangka tugas sosialisasi dan penilaian RS sebagai tempat internsip di Propinsi Kalimantan Tengah, personil dari pusat yang telah dibagi menjadi dua tim berangkat menuju Palangkaraya. Tim 1, melakukan sosialisasi di Kota Palangkaraya dan daerah sekitar seperti Kapuas Hulu dan Katingan. Tim 2, mendapat tugas sosialisasi di daerah yang sedikit lebih jauh, Barito Utara dan Barito Selatan yang ditempuh selama 5-6 jam perjalanan darat. 'Beruntung sekali' saya menjadi bagian dari Tim 2, fyuhhh...*lap keringat
Denger-denger ni, ibukota negara kita tercintah ini mau dipindahin ke Kalimantan Tengah ya. Ehmm, bukan tanpa alasan soal wacana pemindahan tersebut, secara kita lihat saja kota Jakarta yang sudah padat penduduk macet dimana-mana, dibandingkan dengan Kalimantan Tengah yang masih terdapat banyak lahan kosong, masih perawan banget lah, kalau kata teman saya namanya 'lapang pandang'. 
Cuma, di Kalimantan itu masih kental banget sama adat, lebih cenderung ke adat Dayak. Perjalanan menuju Muara Teweh kami dihadirkan pemandangan kubur batu di depan rumah penduduk, mayat ditaruh saja disana, kepercayaan Suku Dayak yang juga menandakan kedudukan jabatan si mayat dilihat dari ukiran di atasnya.
Meskipun demikian, banyak juga orang melayu dan jawa yang mudah ditemui. Seperti saat saya singgah di sebuah masjid siang hari jam 1 waktu itu untuk menunaikan sholat dhuhur. Masjid tersebut sudah ramai anak-anak yang akan belajar mengaji. Sesuatuyang baru saja menurutku, entah mereka terlalu rajin atau memangnjam ngajinya siang hari, karena yang sering terjadi di Jawa, belajar ngaji di masjid atau yang sering disebut TPQ itu yang sore hari habis ashar. Anak-anak di sini begitu bersemangat, rajin, ceria, bahkan ada juga yang 'nyambi' dagang es dan camilan.


Jalan utama di Kalimantan Tengah mayoritas sudah di aspal, halus tidak berlubang, tetapi berdebu sekali. 
Terlalu sering digunakan untuk mengangkut pasir dan batu bara sehingga jalanan begitu berdebu. Jalan dibangun dengan membelah hutan, jadilah kita seperti rambo yang akan berburu di hutan. Membuka hutan untuk dijadikan jalan memang satu-satunya opsi untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari ibukota propinsi ke kabupaten-kabupaten di Kalimantan Tengah. Kalimantan memang identik dengan hutan tropisnya yang terkenal seantero dunia, paru-paru dunia ya di sini. Kabupaten yang saya kunjungi yaitu Barito Utara dan Barito Selatan, meskipun masuk dalam kategori daerah terpencil, kedua kota ini cukup maju untuk sebuah julukan daerah terpencil. Bersyukur ada program dokter atau bidan PTT di Indonesia, sehingga kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan tetap terpenuhi meski masih merayap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUAH KHAS KALIMANTAN

Akhir tahun di Kalimantan sepertinya layak disebut sebagai musim semi. Bagaimana tidak musim semi? Saat kamu bisa menemukan aneka macam buah-buahan langka di segala penjuru kota yang tak pernah eksis sebelumnya apalagi untuk seorang perantau dari Jawa seperti saya. Pertama kali mulai takjub dengan pemandangan buah asing ini dimulai saat traveling di pasar terapung, buah kuning besar dengan kulit yang seperti ditaburi bedak dengan rasa yang sangat lembut seperti mentega, ya buah mentega. Dan petualangan saya berburu buah asing pun semakin menggila. 1. Kalang-kala Buah dengan bentuk menyerupai terong mini atau terong yang biasa untuk lalapan berwarna pink, cantik banget. Mengkonsumsinya pun tidak sembarangan langsung dimakan, dia harus direndam terlebih dahulu dengan air panas yang sudah dicampuri garam, diamkan beberapa saat dan buah bisa dinikmati, hmm... rasanya seperti sedang makan alpukat, nyam... 2. Buah Bundar Seperti namanya, buah bundar memiliki bentuk bulat se

KULINER KHAS KAMPUNG KELING MEDAN

Laughter is brightest, where food is best -Irish Proverb- Jika berkunjung ke Medan Sumatera Utara, jangan lupa mampir ke kawasan Kuliner Pagaruy. Ada apa di sana? Kawasan Kuliner Pagaruy masih dalam wilayah kampung Keling, Perkampungan orang-orang India, sehingga kita bisa menemukan aneka makanan khas ber- curry . Warung-warung yang menjajakan aneka kuliner khas Timur berjajar panjang seolah menjadi pasar persaingan sempurna. Kami memesan Nasi Kebuli, Roti Jala, dan Roti Kerucut. Nasi Kebuli Nasi yang diolah dengan rempah-rempah, aroma wangi rempahnya begitu kuat. Aku tak begitu kuasa menelannya apalagi ditambah lauk kare daging yang berkuah kental dan berempah. Roti Jala Roti yang dimasak dengan cetakan jaring-jaring ini lebih bersahabat di lidahku. Diolah dengan tepung tawar dan berlauk kuah kare daging kambing, aku cukup menikmatinya.

TAMAN PELANGI JOGJA

Taman Pelangi merupakan istilah keren untuk taman penuh lampion berwarna warni aneka rupa di areal monumen jogja kembali Yogyakarta. Taman Pelangi atau Taman Lampion mulai dibuka kala senja telah menjingga. Saat langit telah menghitam, taman pelangi menghadirkan sensasi malam yang lebih indah. Berjalan diantara lampion-lampion aneka bentuk dan warna seolah membawa kita menyusuri negeri dongeng para kurcaci yang begitu cantiknya. Selamat berimajinasi! Lampion berbentuk aneka jenis bunga hingga kupu-kupu yang tengah menghisap sarinya, beberapa tokoh kartun seperti sponge bob dan sahabatnya patrick, angry bird, simbol kota Jogja yaitu Tugu Jogja, lampion kepala presiden RI, dunia air dengan aneka macam binatang lautnya, hingga lampion spesial little korea .