Day I
Selepas
jam kantor kami segera meluncur ke Bandara Soekarno Hatta Terminal 3. Air Asia
menjadi maskapai pilihan untuk melakukan perjalanan ala emak-emak backpacker *ceritanya kan cari yang low
budget. 11 srikandi nekat mbolang ke
negeri tetangga yang beken dengan istilah Negara gajah putih itu.
Xixixi,
ternyata kami kena delay 4 jam, Saudara!
Plan awal, ekspektasinya bisa sampai Bangkok
belum terlalu larut secara tidak ada perbedaan jam antara Jakarta dan Bangkok
dengan lama penerbangan 3 jam.
Muka-muka 8 jam di Bandara |
Kenyataan membuktikan kami mendarat di Bangkok
jam 2 dini hari masih lanjut antri di bagian imigrasi dengan antrian yang mengular
puanjangggg dan lama. Sebenarnya tidak ditanya apa-apa ya sama bagian imigrasinya
cuma kurang tahu kenapa bisa lama gitu *bagian imigrasi perlu input data kali
jeung nggak langsung stempel paspor aja... T_T
Day II
Pukul
04.00 waktu Bangkok kami tiba di Monkey Nap Hostel, penginapan dengan kondisi per
kamarnya terdiri dari beberapa kasur bertingkat bergabung dengan pengunjung
yang lain, kamar saya saat itu ada 10 bed bertingkat. Kamar mandi? Ya, harus antri
macam di pesantren, xixixi. Nggak ada di Indonesia penginapan macam hostel
begitu except di Pesantren.
Penginapannya bersih banget, kamar mandi bersama pun juga bersih. Sarapan harus
self service, bakar roti sendiri,
nyeduh coklat sendiri, plus cuci piring sendiri *wowww
Harga
Rp 80.000 per malam, kami menginap dua malam jadi budget untuk penginapan kami
hanya mengeluarkan kocek Rp 160.000,- *hemat banget kan ya? Reservasinya pun
gampang tinggal via agen online traveloka, recommended
lah.
Harga Monkey
Nap Hostel tidak jauh beda dengan penginapan di Indonesia (setara kelas melati
yang sekamar berdua) meskipun lebih murah dan sekamar berbanyak orang tapi
kebersihannya better than punya Negara
kita lho *ups, punten.
Istrihat
dua jam lanjut ke acara inti dong, traveling!
*pantes aja ya matanya berkantung semua pas foto di depan hostel
Mata berkantung :) |
Secara
ini kan backpacker 'ala kadarnya’
jadi kami berkeliling menggunakan BTS semacam KRL kalau di Jakarta. Perjalanan
tetap nyaman dan menyenangkan kok meskipun harus transit, pindah kereta, dan
banyak jalan *sehat ya…
St. Phrom Phong |
Tujuan pertama kami menuju Sungai Chao Phraya menikmati perjalanan air menyebrangi sungai menuju tempat-tempat wisata di Bangkok.
- Grand Palace
Grand Palace atau Istana Raja (Thai: พระบรมมหาราชวัง, Phra Borom Maha
Ratcha Wang) adalah kompleks bangunan istana di Bangkok, Thailand. Istana ini
berfungsi sebagai kediaman resmi Raja-raja Thailand dari abad ke-18 dan
seterusnya. Grand Palace mulai dibangun pada tahun 1782, pada masa pemerintahan
Raja Rama I dan telah diperluas beberapa kali. Satu komplek berdiri
bangunan-bangunan sakral yang sangat artistik.
- Wat Pho
Candi ini mempunyai nama resmi Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm
Rajwaramahaviharn (Thai: วัดพระเชตุพนวิมลมังคลาราม ราชวรมหาวิหาร)
yang juga dikenal candi berbaring Budha.
- MBK Shopping Center Bangkok
Kenapa ke sini? Cuci mata, belanja-belanja J Yang
pastinya cari tempat yang ada makanan halal dan Musholla *prinsip dong ya
Yana Halal Resto |
*Bolehlah beli kaos berlabel Thailand di MBK ini dengan kualitas
yang bagus dan harga terjangkau
*Ada Naraya, pusat souvenir tas dan dompet favorit emak-emak
dengan kualitas jahitan yang sangat halus, katanya sih brand terkenal di
Thailand dengan harga terjangkau lah
Oke
dari MBK Shopping Center badan mulai tidak bersahabat, kepala nggliyeng dan berasa ngefly, secara sudah malam dan semalam
tidak tidur tanda tensi mulai ngedrop kan ya *kode harus segera kembali ke
penginapan dan merebahkan badan.
Masih
ada emak yang lanjut lihat “pertunjukan malam di Bangkok Thailand” you know lah
Thailand kehidupan malamnya seperti apa…ehmmm
Day III
Chatuchak weekend
market atau Jatujak Market (Thai: ตลาดจตุจักร)
adalah salah satu weekend market terbesar di Thailand yang dibagi menjadi 27
section dengan lebih dari 15.000 booth yang menjual aneka souvenir oleh-oleh khas
Thailand. Segala macam barang
ada di Cathuchak Market, yang pasti bisa ditawar dan harganya murah bangettt
*asli lebih murah daripada barang-barang di Indonesia dengan kualitas yang
sama.
1 Baht senilai Rp 372,-,
kalau harga baju 200 baht berarti hanya Rp 80.000,- dibanding dengan di
Indonesia yang bisa dijual hingga Rp 200.000,-. Itu salah satu contohnya,
sementara masih banyak barang-barang lucu lainnya yang dijual dengan harga
miring *surga belanja emak-emak banget
Kendalanya ya
lagi-lagi masalah bahasa, pedagang di Bangkok kebanyakan tidak bisa berbahasa
inggris, sementara kami tidak bisa berbahasa Thailand, solusinya para pedagang
segera mengeluarkan senjata ‘kalkulator’nya dan tik tik jari lentik mengetik
harga *bersyukur masih ada yang bisa bahasa inggris meskipun minoritas banget,
huks
Puas berbelanja
kami segera meluncur ke Bandara Don Mueang Bangkok naik bus A1 seharga 30 Baht
tanpa transit, mungkin kalau di Indonesia semacam Bus Damri Bandara.
Begitulah kisah
traveling kilat kami di Bangkok, setidaknya kaki sudah menginjak di bumi
Thailand lah ya *hahaha
Bangkok, 15-17 Juli 2016
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentarnya untuk perbaikan kami, terimakasih.