Awalnya saya ragu untuk
menyeberang ke Pulau Kemaro. Meskipun masih masuk wilayah Kota Palembang,
tetapi untuk dapat menginjakkan kaki di Pulau Kemaro harus menyeberang dengan
perahu klotok. Selain itu hal yang membuat saya sedikit ragu adalah kisah mistis
yang membersamai sejarah Pulau Kemaro.
Berawal dari legenda
seorang putri raja bernama Siti Fatimah yang disunting oleh seorang saudagar
Tionghoa bernama Tan Bun An pada zaman kerajaan Palembang. Siti Fatimah diajak
ke daratan Tiongkok untuk melihat orang tua Tan Bun An. Setelah di Tiongkok
beberapa waktu, Tan Bun An dan Siti Fatimah pamit pulang ke Palembang dan
dihadiahi 7 buah Guci. Sesampai di perariran dekat Pulau Kemaro, Tan Bun An
membuka guci hadiah yang ternyata hanya berisi sawi-sawi. Tanpa banyak berpikir
Tan Bun An membuang semua guci-guci tersebut ke laut dan guci terakhir terjatuh
dan pecah di atas dek kapal. Ternyata ada hadiah yang tersimpan di dalamnya.
Tanpa pikir panjang, Tan Bun An segera melompat ke perairan tersebut untuk
mengambil kembali guci-guci yang telah dibuangnya. Seorang pengawal juga terjun
untuk membantu mengambil tetapi ternyata keduanya tidak muncul ke permukaan.
Siti Fatimah pun melompat untuk menolong. Ternyata ketiganya tidak muncul lagi.
Penduduk sekitar pulau sering mendatangi pulau kemaro untuk mengenang 3 orang
tersebut dan tempat tersebut dianggap sebagai tempat yang sangat keramat
sekali. (Disparbud Kota Palembang, 2009)
Me : Ibu, kalau ke
Pulau Kemaro, kapalnya ada setiap jam atau tidak ya?
XX : Mau ke Palembang
dek? Saya yang orang asli Palembang saja belum pernah kesana lho...
Kamu harus cari pawang kalau di Pulau Kemaro dek
Me : Kenapa Bu?
XX : Disana kan ada
penunggunya, ular penjaga dan jelmaan Putri
Ting tong... ilang nyali gue *penakut yang diceritain cerita
seperti itu sama orang asli Palembang
Kan, jalan ke Pulau Kemaro sudah menjadi impian sejak pertama kali
meningjakkan kaki di Palembang T_T haruskah di cancel?
Mencoba mencari referensi lain dari seorang petugas hotel,
Me : Kapal ke Pulau
Kemaro gimana ya? Ada setiap jam atau jam-jam tertentu?
XY : Ada banyak bu,
setiap waktu ada
Me : Pulaunya
mengerikan tidak?
XY : Tidak bu,
Pulaunya bagus
Oke review kedua membuat semangat lagi *fighting!
Beruntung ada driver taxi yang siap mengantar ke dermaga dan mau
menunggu kita sampai kembali ke hotel lagi.
Pulau Kemaro begitu tenang dan indah secara posisinya yang berdiri
sendiri diatas sebuah pulau kecil. Arsitektur pagoda dan kuil di Pulau Kemaro
seolah-olah membuat kita seperti sedang berada di Luar Negeri.
Alhamdulillah bisa menikmati ketenangan dan keindahan pulau Kemaro
*lupakan cerita mistis yang bikin merinding, yang penting tetap menjaga sikap
dan ucapan ya!
Sayangnya, tidak bisa naik ke Pagodanya yang sangat iconic itu T_T
*pagar pagoda dikunci, huks…
Seorang juru foto keliling menawarkan jasa foto langsung jadi
seharga Rp.10.000,- per foto. Oke, pas! Sekalian saja minta tolong fotoin,
hehehe...
Saya datang bukan di akhir pekan sehingga pengunjung pulau Kemaro
pun hanya beberapa saja *tidak ramai. Warung-warung juga banyak yang tutup yang
kebanyakan menjual mie instan dan aneka minuman ringan.
Pulau Kemaro dipadati pengunjung saat upacara keagamaan seperti
Cap Go Meh sampai-sampai ada layanan penyeberangan gratis yang difasilitasi
Pemerintah setempat.
Sejenak minggir dari
hiruk pikuk ibukota menikmati ketenangan dan angin yang berhembus semilir…
Maka, Nikmat Robb Mu mana lagi yang kamu dustakan?
Oke, selamat berkunjung ke Pulau Kemaro karena kami akan
melanjutkan perjalanan mencari Mpek-Mpek di Kota. J
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentarnya untuk perbaikan kami, terimakasih.