Samar-samar dari jendela kamar hotel Maleo, sebuah bangunan gagah dengan kubah hijau, tampak sangat eyecatching. Semakin kubuka tirai yang menghalangi pandangan, semakin tampak jelas bangunan agung itu, sebuah masjid. Di saat bangunan di sekitarnya masih dalam proses pembangunan, maka masjid raya Ash Shidiq tersebut telah sempurna pembangunannya. Kenapa mayoritas bangunan di Mamuju masih dalam taraf finishing? Karena Mamuju ini adalah propinsi baru, pemekaran dari propinsi Sulawesi Selatan. Segala fasilitas mayoritas masih dalam proses penyelesaian sehingga benar-benar siap menjadi sebuah propinsi baru yang maju terlepas dari Sulawesi Selatan. Bahkan di bandaranya saja belum ada tempat khusus pengambilan bagasi, sehingga bagasi dipilih sendiri dari mobil pengangkut, subhanallah sederhana sekali.
Oke, karena tadi melihat masjid hanya dari jendela sehingga belum puas, maka lebih baik mendatangi masjid tersebut secara langsung. Lokasinya yang berdampingan dengan taman kota dan lapangan kota Mamuju, memberikan kesan lebih luas dibandingkan saat melihatnya dari kamar hotel.
|
Masjig Agung di Sulawesi Barat |
|
Di Area Masjid Agung |
Jika ingin melihat bagaimana rumah adat Mamuju asli, maka tak perlu repot mencarinya sampai ke pelosok Mamuju, karena kita dapat menemukannya di tengah kota. Ditepian pantai manakara, disediakan satu area khusus tempat berdiri rumah adat Mamuju yang terdiri dari beberapa bangunan rumah panggung. Paling besar berada di tengah adalah rumah raja, disekitarnya berdiri rumah panggung yang lebih kecil untuk joa atau pengawal, pandai emas, pandai besi, kandang, dan lumbung padi.
Angin sepoi-sepoi mengibarkan jilbab ini, saat kaki menapaki tangga sebuah bangunan terbuka yang menyatu dengan rumah raja bagian paling belakang dengan view yang langsung mengarah ke pantai Manakara, sejuk sekali dan rasa-rasanya ingin tidur saja di sana, hahaha..., sayang ini rumah raja, bukan rumah saya :D
|
Rumah Adat Mamuju di Kota Mamuju |
|
Rumah Panggung Warga di wilayah Kabupaten Mamuju Utara |
Kala senja menyingsing, hanya perlu berjalan beberapa tapak dari rumah adat Mamuju, kita sudah bisa menikmati pantai manakara. Pantai yang sangat tenang dihiasi siluet nelayan dan perahu kayunya dengan background pegunungan yang senada dengan warna langit semakin menambah romantisnya sebuah senja.
|
Gazebo Pantai Manakara |
|
Pantai Manakara |
Hanya perlu berjalan beberapa menit saja, kita sudah tiba kembali di hotel. Saya merekomendasikan hotel Maleo, hotel dengan pelayanan yang baik, menu breakfast yang sangat variatif dan lokasinya yang strategis menjadi nilai plus. Tak perlu bingung untuk mencari makan malam, karena hanya dengan beberapa langkah saja dari hotel kita sudah bisa menemukan pusat kuliner ikan bakar-bakaran tepat sebelum pelabuhan. Hanya saja sedikit terganggu dengan kerasnya musik karaoke di lokasi pusat kuliner tersebut. Beberapa pedagang berinisiatif memasang layar lebar musik di remang-remangnya malam untuk menarik pengunjung dan tempat tersebut sering disebut warung karaoke 5 watt.
|
Hotel Maleo |
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentarnya untuk perbaikan kami, terimakasih.