1. Pantai Ulee Lheue
Angin kencang rupanya menyambut kedatangan kami di pantai Ulee Lheue, kursi-kursi warung makan di pinggir pantai berterbangan ke jalanan, begitu juga dengan tenda-tendanya yang mulai goyah. Para pedagang terburu-buru mengambil kursi-kursi mereka yang berserakan di jalan raya serta dengan sigapnya menopang tenda supaya tidak rusak.
Meskipun ombak cukup tenang, angin yang begitu kencang tetap mengehempas daratan. Langit biru seketika berubah warna menjadi abu-abu kehitaman. Pikiran saya mulai melayang terbang mengingat kembali tragedi tsunami 9 tahun lalu diselimuti sedikit rasa was-was, "Mungkinkah terjadi tsunami kembali?"
Secara kasat mata pantai Ulee Lheue memang tampak begitu tenang, tapi kenyataannya dari sinilah awal timbulnya bencana tsunami. Daerah di sekitar pantai Ulee Lheue mengalami kerusakan paling parah saat terjadi tsunami tahun 2004 yang lalu. Kini, pemerintah sudah mulai berbenah membangun kembali Aceh terutama daerah Ulee Lheue.
2. PLTD Apung
PLTD Apung adalah kapal generator listrik milik PLN di Banda Aceh yang berbobot hingga 2.600 ton. Awalnya kapal ini berada di lautan, namun saat terjadi bencana tsunami, kapal terseret sejauh 2-3 km ke daratan. Kapal menabrak rumah warga hingga menewaskan penghuninya.
Kini kapal telah diabadikan di daratan dan tak dikembalikan di lautan. PLTD Apung telah menjadi situs milik pemerintah Banda Aceh. Pengunjung bisa menaiki kapal dan melihat luasnya lautan dan kota Banda Aceh dengan teropong yang dipasang di atas kapal.
3. Aceh Tsunami Museum
Museum tsunami Aceh adalah museum yang dirancang sebagai monumen simbolis tragedi tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus sebagai tempat perlindungan jika terjadi bencana tsunami kembali. Bangunan 4 lantai yang berbentuk lengkung dan sangat artistik ini dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil dan dikelola oleh Kementerian ESDM serta pemerintah Aceh.
Untuk memasuki museum, terlebih dahulu kita harus melewati sebuah lorong gelap dan diperdengarkan suara gemericik air laksana tsunami sebagai pengingat tentang tragedi tsunami yang sangat mencekam. Terdapat juga display tentang kepanikan saat kejadian tsunami dan nama-nama para korban bencana.
Tsunami masih menyisakan duka, terutama di daerah penangkaran ikan Lampulo. Ya, karena di sini masih terdapat saksi bisu tragedi tsunami, kapal di atap rumah Lampulo. Air laut meluap begitu tingginya menghempaskan kapal nelayan di pelabuhan Lampulo hingga akhirnya kapal bertengger di atap rumah warga. Rumah yang berlantai dua tersebut turut hancur terhempas gelombang. Para warga yang berlindung di lantai dua pun banyak yang tidak selamat lantaran tingginya gelombang yang menerjang. Hanya beberapa yang selamat setelah menaiki kapal yang bertengger terbawa gelombang di atap rumah ibu Abasiah melalui loteng. Ruangan-ruangan dalam rumah masih tampak jelas tapalnya meskipun bangunannya telah hancur. Terdapat prasasti di bagian depan rumah yang menerangkan tentang tragedi Kapal di atap rumah Lampulo.
Al Fatihah...
5. Masjid Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Baiturrahman adalah masjid raya di Banda Aceh yang juga menjadi saksi bisu tragedi Tsunami. Saat kejadian tsunami, masjid ini utuh sementara bangunan di sekitarnya telah rata dengan tanah. Gelombang air yang tinggi menjulang tak bisa memasuki masjid. Sehingga banyak warga yang selamat saat berlindung di dalam masjid Baiturrahman Banda Aceh, Subhanallah...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentarnya untuk perbaikan kami, terimakasih.