Tiap
kali dengar kata ‘puncak’ Jawa Barat selain langsung bayangin macet yang
mengular, aku juga langsung bayangin kawin kontrak. Sebenanrnya aku belum pernah tahu ‘asli’ fenomena kawin kontrak
ini, hanya karena terlalu sering diberitakan dalam televisi bahkan sampai
difilmkan di layar lebar.
Itulah
kenapa, pas ada kegiatan di puncak, aku begitu semangat 45. Ups, bukan semangat
karena kawin kontrak ya. Semangat, penasaran seperti apa indahnya puncak Jawa
Barat sampai begitu diminatinya oleh wisatawan lokal dan mancanegara =) *Bo'ong ya?
Perjalanan
ke puncak bersama teman-teman Jakarta ditempuh dengan kereta KRL tujuan Bogor.
Meeting point di Stasiun Bogor dengan teman-teman yang berdomisili Bogor untuk
melanjutkan perjalanan carter angkot menuju Puncak. Perjalanan seperti ini
lumayan murah meriah dan lebih cepat karena tidak ketemu sama macet jalanan.
Villa dan Penghuni"nya =) |
Kami
menginap semalam di salah satu villa yang disewakan di Cisarua Bogor.
Harga villa semalam cukup terjangkau untuk kami serombongan Rp. 750.000,-
dengan fasilitas lengkap, kamar tidur, dapur, kolam renang. Beuh, airnya macam
air es, dingin bangetttssss… Menjelang malam, kami mencoba menghangatkan diri
dengan bakar-bakar jagung yang telah disediakan oleh pemilik villa. Yummy…
Matahari
mulai menampakkan sinarnya, namun udara masih begitu dingin merasuk tulang.
Kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Curug Cilember atau Air terjun
Cilember. Sepanjang perjalanan, mata saya ternganga melihat pria-pria berhidung
mancung yang berdiri di depan villa-villa sekitar curug bersama wanita lokal.
Jalan yang hanya muat satu mobil pun ramai dipenuhi anak kecil.
“Apa
ini ya yang dinamakan fenomena kawin kontrak itu?” aku hanya membatin.
Oke,
lupakan saja, itu urusan mereka. Saya kembali fokus pada tujuan awal, Curug
Cilember. Jalan sedikit menanjak tapi begitu hijau karena sepanjang mata
memandang hanya ada pohon-pohon. Pedagang souvenir mulai terlihat mengerumun
dan tukang parkir yang tetap sibuk dengan mobil-mobil mereka, ramai juga
pengunjung curug.
Mataku kembali
ternganga melihat papan pengumuman di loket masuk Curug Cilember. Tulisan
dengan huruf arab gundul berbunyi ‘tiket masuk Rp. 50.000,-’. Mahal sekali, padahal
kata pemilik villa hanya Rp. 15.000,-. Ternyata Rp. 50.000,- tersebut hanya
berlaku untuk turis asing yang akan masuk ke area air terjun.
Curug Cilember |
Sepanjang
perjalanan menuruni tangga menuju air terjun, aku berpikir kenapa pengumuman yang
dipasang di papan berbahasa arab bukan bahasa inggris jika memang diperuntukkan
untuk wisatawan asing. Aku mulai menyambung-nyambungkannya kembali dengan
fenomena kawin kontrak di puncak, hehehe, sepertinya memang benar, peminatnya
kebanyakan yang berhidung mancung *Ups…
Hi, There! |
Sekarang
saatnya main air terjun saja di alam yang benar-benar indah ini. Wajar jika
banyak yang menyukai puncak, suasananya seger banget =)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan komentarnya untuk perbaikan kami, terimakasih.